event

Cinta Terencana Demi Kesejahteraan indonesia

Minggu, Mei 20, 2018

Kalau buka sosmed, entah itu facebook, instagram dan twitter pasti pernah menemukan postingan dalam bentuk quotes ataupun jokes yang intinya PINGIN CEPET NIKAH. Sedihnya yang memposting kebanyakan anak remaja yang belum tahu bagaimana mengatur keuangan, pengeluaran dan masih banyak lagi.

Berita anak SMP yang ingin menikah juga sukses bikin saya kebingungan. Kenapa anak jaman now kepingin cepet menikah? Kalau mengingat umur mereka yang masih remaja, bisa dimaklumi hormonnya yang tidak stabil dan masuk dalam fase 'I know what I want'. Yang pernah remaja pasti mengerti.

Pernikahan di bawah umur ini sebenarnya sering ditemui di daerah desa yang terpencil. Dimana edukasi mengenai pernikahan susah didapat dibanding yang di kota. Entah kenapa banyak anak remaja kini ingin menikah secepatnya dengan pacarnya. Hahahahaaa {tertawa sambil pijat dahi}

Banyak orangtua yang memberikan izin anaknya untuk menikah di usia muda untuk menghindari zina. Benar sih.. Tapi pernikahan tidak selalu indah seperti yang ada di postingan IG dan facebook. Apa anak remaja  tanggung sudah siap secara mental dan fisik?

Banyak kasus pasutri muda yang bercerai karena masalah sepele. Ini karena mereka belum siap secara mental, psikis dan belum mampu menyelesaikan konflik dengan pikiran jernih. Kalau sudah bercerai dan memiliki anak yang kesulitan siapa? Umumnya perempuan, kan?.

Tanggal 15 Mei lalu saya dan teman-teman Blogger Plus menghadiri acara yang diselenggarakan oleh BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Indonesia )dengan mengangkat tema "Cinta Terencana". Terencana? Iya dong! Mau mudik aja harus bikin planning, bagaimana kalau mau menikah?

Kenapa cinta butuh rencana?
Siang itu ada tiga narasumber yang hadir. Ibu Eka Sulistya Ediningsih selaku Direktur Bina Remaja BKKBN, Mba Resi Prasasti (blogger) dan Roslina Verauli seorang Psikolog. Acara dibuka dengan merundingkan berita nikah muda yang akhir-akhir ini kerap muncul dan bikin geleng-geleng kepala.

para narasumber
Pertanyaan seperti kenapa orangtuanya mengizinkan? Bagaimana pemerintah Indonesia menaggapi dan masih banyak lagi. Ibu Eka menjelaskannya satu per satu.

Dari pernikahan terwujudlah keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat, jika masyarakatnya stabil bahkan kuat dalam sisi pendidikan dan keuangan dijamin Indonesia makin sejahtera. Maka dari itu, BKKBN membuat program Cinta Terencana.

source: vector stock
Merencanakan cinta? Bukan. Program ini mengajak kita lebih sadar akan lika-liku rumah tangga. Peraturan dari pemerintah ada usia ideal untuk menikah. Untuk wanita minimal 21 tahun, dan pria minimal 25 tahun. Ya, memang usia idealnya dinaikkan dari peraturan yang dulu (wanita 19 tahun dan pria 21 tahun) Kenapa dinaikan?

Mengarungi rumah tangga tidak semudah mengarungi kolam arus di waterpark. Rumah tangga pasutri muda bisa hancur hanya karena yang laki-laki keseringan hangout dengan teman-temannya, yang perempuan belum bisa mengelola nafsu belanja. Kalau cekcok langsung ngadu ke orangtua. Kalau orangtuanya tidak terima bisa perang dunia ke tiga dan berakhir dengan perceraian.

Jadi apa saja yang harus dipersiapkan sebelum menikah? Saya nggak ngomongin persiapan resepsi ya. Jadi BKKBN membuat 4 poin pada program Cinta Terencana yang harus diperhatikan sebelum maju ke pelaminan.
Salam Genre!
1. Kependudukan dan pembangunan keluarga
2. Keterampilan hidup/lifeskill
3. Kesehatan Reproduksi
4. Perencanaan kehidupan berkeluarga

Kenapa BKKBN menolak keras pernikahan dibawah usia? Agar mental calon pasutri siap a.k.a matang, paling tidak mereka sudah melewati beberapa tahapan dalam hidup seperti di bawah ini..

1. Menimba ilmu minimal sampai bangku SMA

Kelak mereka akan menjadi guru pertama bagi buah hatinya. Memiliki kemampuan membaca, menghitung dan berwawasan luas tentu  memudahkan pasutri dalam mendidik anak dari kecil. Meminimalisir pengeluaran kursus misalnya, hehe.

2. Bekerja.

Dengan bekerja kita punya pendapatan sendiri. Kita bisa membeli kebutuhan pribadi dan membantu orangtua, dengan ini secara tidak langsung kita belajar mengelola keuangan.

3. Menikah di usia ideal

Menikah saat mengenyam pendidikan bukanlah hal mudah, apalagi untuk perempuan. Fokusnya akan terpecah dengan tugas, UTS, kebutuhan rumah tangga dan bisa memberi dampak stres. Maka dari itu selesaikan tahap kehidupan satu per satu. Idealnya perempuan menikah setelah selesai mengenyam pendidikan atau dalam dunia kerja.

4. Bisa berinteraksi dengan baik

Tahu kan bagaimana anak remaja saat ngumpul bareng teman-temannya? Haha-haha hihi-hihi. Namun semakin dewasa kita akan beradaptasi menghadapi berbagai orang dengan beragam background. Kan tidak pantas kalau berbicara dengan bahasa gaul saat bersama keluarga mertua?BKKBN mengajak anak muda untuk menjadi GenRe yang artinya GENerasi beREncana.

Jadi jangan terburu-buru untuk memutuskan nyemplung ke dunia pernikahan. Motif menikah di dasari apa? Motif menikah yang positif adalah: Cinta, memiliki teman hidup dan mempunyai keluarga kecil (anak)

Motif menikah yang negatif seperti apa? Balas dendam (serius, ini ada lho..), bayar hutang (ini biasanya faktor orangtua) numpang hidup (biasanya sang orangtua ingin anaknya hidup lebih nyaman)dan yang terakhir adalah hamil di luar nikah.

Dalam pernikahan pasti ada konflik, tanya saja orangtuamu... Pasti pernah cekcok. Hal itu sangat normal, kita bisa meminimalisir pertengkaran hebat dengan berkomunikasi yang baik, saling mendengarkan dan mampu menyelesaikan persoalan tanpa bumbu drama.

Cara berkomunikasi tiap orang berbeda. Ada yang to the point, ada yang pakai kode. Ada yang pelan dan ada yang melengking. Jadi pahamilah gaya berkomunikasi pasangan dan utarakan maksud dengan jelas. Hindari memotong pembicaraan pasangan, dengarkan sampai ia selesai berbicara.

Bagaimana, menikah itu butuh rencana yang cukup matang, kan? Semoga generasi muda bisa memahami program Cinta Terencana dari BKKBN, ya!

Semoga postingan ini bermanfaat. Selamat berpuasa!

You Might Also Like

12 komentar

  1. Betul matang sebelum nikah agar terhindar dari perceraian

    BalasHapus
  2. Menikah memamg pembelajaran hidup sampai mati. Tapi pondasi itu harus kuat. Jangan ampe punya anak jadi ribet ya hahaha

    BalasHapus
  3. Sebagian bisa menjalani nya dengan baik. Sebagian memang kandas dan menyisakan kisah tragis. Menikah memang bukan sebuah hal mudah. Yg menikah tua saja kaya saya punya banyak masalah, hahaha... Apalagi yg muda (dewasa tapi kekanak-kanakan)

    BalasHapus
  4. Saya dulu nikah muda, 20 tahun. Alhamdulillah bisa dijalani dnegan indah dan berkah berkat bantuan Allah swt

    BalasHapus
  5. Pernikahan memang bukan untuk main-main, perencanaan membentuk keluarga harus dipikirkan sebelum menyesal nantinya.

    BalasHapus
  6. segala sesautu memang hrs terencana ya treutama pernikahan bukan pestanya tp bagaimana nantinya

    BalasHapus
  7. kesuksesan suatu bangsa bahkan bermula dari kesuksesan keluarga sendiri

    BalasHapus
  8. Setuju nih berkeluarga, bercinta semua harus terencana. Memiliki momongan juga perlu manajemen. Sehingga tidak ada istilah "proyek tidak terencana" kan kasihan juga anaknya..

    BalasHapus
  9. Penting banget memperhatikan banyak hal sebelum memutuskan menikah ya mbak. Agar tidak gagal hanya karena emosi

    BalasHapus
  10. Bagus kalo ada perencanaan biar ada panduan ada catatan untuk dilakukan ga asal jalan aja

    BalasHapus
  11. Aih cinta terencana hehe... emang sih dengan kondisi populasi penduduk Indonesia yang makin besar sebaiknya direncanakan ya mau brp anak, jarak kehamilan dll, shg keluarga pun lbh bahagia :D

    BalasHapus
  12. Setuju banget kalau nikah emg harus diusia idel biar udah siap secara lahir batin ya mbak

    BalasHapus

Jangan pake link ya, terimakasih!