Ya, benar banget. Tanpa adanya apoteker kita tidak bisa mendapatkan obat-obat yang diberikan oleh dokter. Tapi apakah tugas apoteker hanya meracik obat saja? Tanggal 29 September kemarin saya bersama teman-teman media berkesempatan hadir dalam acara Be Smart and Fun With Pharmacist : Your Medicine Expert (Cerdas dan Ceria Bersama Apoteker : Ahli Obat Anda)
narsis sebelum acara dimulai |
Hari Apoteker Nasional dilaksanakan secara serentak pada 22 September -22 Oktober 2018 di Indonesia dan Acara ini bertujuan untuk mendekatkan masyarakat dengan profesi apoteker dan dunia farmasi di Indonesia. Narasumber yang hadir pada hari itu adalah Pak Noffendri Roestam, Ssi, Apt, Sekjen PP IAI yang menyampaikan materi Pharmacist : Your Medicine Expert dan Cara Cerdas Gunakan Obat - DAGUSIBU oleh Ketua PP Hisfarkesmas, Indri Mulyani Bunyamin, S.Si, Apt.
Pak Noffendri mengawali dengan memperkenalkan Apoteker pada kami.Apoteker adalah sarjana farmasi yang telahmengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
Pak Noffendri mengawali dengan memperkenalkan Apoteker pada kami.Apoteker adalah sarjana farmasi yang telahmengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
kanan: Noffendri Roestam, Ssi, Apt, Sekjen PP IAI |
Pekerjaan seorang apoteker juga beragam mulai dari pengendalian mutu, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat. Jadi tidak hanya meracik obat saja ya.
Apoteker pun bekerja di ragam industri seperti industri obat, industri obat tradisional dan industri kosmetika. Untuk bidang pelayanan, apoteker bekerja di RS, Puskesmas, klinik dan apotek.
Apoteker pun bekerja di ragam industri seperti industri obat, industri obat tradisional dan industri kosmetika. Untuk bidang pelayanan, apoteker bekerja di RS, Puskesmas, klinik dan apotek.
Apoteker adalah.. |
Pekerjaan apoteker |
Beliau memperkenalkan Organisasi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) satusatunya Organisasi Profesi Apoteker di Indonesia yang diakui Pemerintah. Berdiri pada 18 Juni 1955 dengannama Ikatan Apoteker Indonesia (IKA)
3 apoteker yang membimbing kami pada akhir acara |
Kemudian pada sesi kedua, Bu Indri menjelaskan tentang obat-obatan. Mulai dari jenisnya, cara memilih obat, cara menggunakan obat, cara menyimpan obat dan cara membuang obat.
kanan: Indri Mulyani Bunyamin, S.Si, Apt. |
Jenis obat ada banyak. Obat bebas edar, obat bebas terbatas, obat keras adalah 3 jenis obat yang sering kita temukan di apotek. Obat bebas dengan ciri tanda bulat bewarna hijau adalah obat yang bisa ditemukan dimana-mana seperti mini market dan bisa dibeli tanpa resep dokter.
jenis obat-obatan |
Terakhir adalah golongan Obat Keras yang mana kita perlu resep dokter untuk mendapatCara
Cara menggunakan obat juga perlu diperhatikan. Baca aturan pakai seperti dosis minum, rentang waktu minum obat (misalnya antibiotik diminum 8 jam sekali atau 3X1) lama penggunaan obat juga termasuk, jika badan masih sakit setelah minum obat lebih dari anjuran lebih baik segera konsultasi ke dokter.
Jika obat yang dikonsumsi memberikan efek yang memperburuk kesehatan sangat dianjurkan untuk menghentikan penguunaan.
Jenis obat pun ada beragam, umunya ada 2 yakni obat dalam dan obat luar. Obat Dalam adalah obat yang digunakan dengan cara ditelan atau melewati proses saluran cerna seperti tablet, kapsul, sirup, obat tetes mulut.
Obat luar digunakan dengan diaplikasikan pada bagian luar tubuh seperti salep kulit, salep mata, injeksi, suppositoria, ovula, obat tetes mata, obat tetes telinga.
Menyimpan obat-obatan juga tidak boleh sembarangan karena bisa merusak kualitas obat tersebut. Bu Indri menjelaskan cara menyimpan obat pada siang itu, saya kira sepele ternyata beda jenis obat beda cara menyimpannya. Dibawah ini adalah cara menyimpan obat.
- Tablet dan kapsul tidak disimpan di tempat panas atau lembab.
- Obat sirup tidak disimpan dalam lemari pendingin.
- Obat untuk kemaluan (ovula) dan anus (suppositoria) disimpan di lemari pendingin (bukan pada bagian freezer) agar tidak meleleh pada suhu ruangan.
- Obat bentuk aerosol/spray tidak disimpan di tempat bersuhu tinggi, karena dapat meledak.
Obat yang sudah rusak pun harus dibuang walaupun belum kadaluwarsa. Ciri-cirinya bentuk dan baunya yang berubah. Cara membuang obat pun tidak sembarangan tergantung jenis obatnya, bu Indri memberikan cara-caranya dibawah ini.
cara membuang obat |
- Pisahkan isi obat dari kemasan.
- Lepaskan etiket dan tutup dari wadah/botol/tube.
- Buang kemasan obat (dus/blister/strip/bungkus lain) setelah dirobek atau digunting.
- Buang isi obat sirup ke saluran pembuangan air (jamban) setelah diencerkan. Hancurkan botolnya dan buang di tempat sampah.
- Buang obat tablet atau kapsul di tempat sampah setelah dihancurkan dan dimasukkan ke dalam plastik serta dicampur dengan tanah atau air.
- Gunting tube salep/krim terlebih dahulu dan buang secara terpisah dari tutupnya di tempat sampah.
- Buang jarum insulin setelah dirusak dan dalam keadaan tutup terpasang kembali.