Insidious: The Last key |
Jadi film ini fokus dengan masa lalu Elise yang memiliki kemampuan berinteraksi dengan mahluk halus. Kemampuannya kadang membuat sang adik, Christian takut. Audrey, ibu Elise selalu menguatkan dan menenangkan kedua buah hatinya. Hubungan Elise dan ayahnya jauh dari kata baik karena ayahnya menganggap semua yang diceritakan Elise hanya rekayasa.
Kejadian buruk di rumah itu pun terjadi, sampai Elise memutuskan lari dari rumah karena tidak tahan lagi dengan ayahnya. Tayangan flashback itu adalah mimpi buruk yang masih menghantui Elise.
Suatu hari Elise mendapatkan panggilan Ted Garza yang meminta bantuannya karena menurut Garza rumahnya dihantui mahluk astral yang jahat. Ternyata lokasi tempat Graza adalah rumah yang Elise tinggalkan. Awalnya ia tidak mau, untungnya berkat dukungan dari Specs dan Tucker bisa menguatkan tekad Elise untuk menolong orang tersebut.
Kenangan yang suram di rumah itu menghantui Elise kembali. Mahluk halus di rumah itu memberikan clues dan membongkar twist yang bikin penonton studio itu ternganga. Suer.
Segini aja deh, nggak pingin nge-spoil soalnya hehe
ayyyyy |
Gimana, bagus ngga?
Kalau kamu nggak nonton Insidious 1-3 jangan kuatir nggak nyambung sama The last key ini. Buktinya banyak penonton yang nggak kenal tokoh Dalton dari Insidious pertama yang muncul di akhir cerita dan masih enjoy sampai film berakhir.
Plot twist dalam film ini keren menurutku. Dari film ini kita diingatkan lagi kalau seserem-seremnya setan masih serem manusia yang kesetanan. Oh iya, dengan rating D ada adegan kekerasan dalam film ini (banyak anak SMA yang nonton jejeritan melihat adegan tersebut) jadi adik-adik yang kiyut sabar yah.. Ya, ya, dunia tak seindah novel, hidup itu keras.
Dan beberapa scene membuatku terharu. Kekuatan cinta, keberanian menghadapi ketakutan dijelaskan lewat akting pemain sampai bikin aku nyaris mewek. Untung di barisanku sampai barisan paling depan kosong..
Biar nggak tegang selama film diputar, sutrada-nya menyelipkan scene lucu yang bikin aku geli-geli ngikik.. Specs dan Tucker membawa angin segar disela-sela kengerian cerita. Intinya mereka mau merayu cewek-cewek dengan gaya mereka sendiri yang.. rada iyuh? Tapi boleh lah humornya!
Ya, film ini bagus. Tapi kalau yang kalian cari adalah horror yang bikin parno kayaknya nggak deh. Film ini ada unsur mencekam, kekeluargaan dan keberanian. Kutipan yang paling nempel di otakku adalah : Kamu spesial dan beberapa orang takut dengan orang yang spesial. Ini. Bener. Banget.
Jumpscares?
Ada dong, namanya juga film horror. Beberapa kali penonton dikadalain dengan musik yang mencekam dan ternyata nggak muncul apa-apa.. Dan malah di saat yang nggak diduga muncul BHAAAAA.. Jumlah jumscarenya nggak banyak kok. Atmosfir horrornya juga lumayan tapi nggak sampai bikin aku parno malamnya. Aku suka kalau jumpscares yang susah ketebak~
Kalau musiknya udah horror aku langsung angkat kerudungku buat nutup mulut-biar pas teriak nggak heboh. Lel.
Hantunya serem nggak? Buatku biasa aja. Mungkin karena aku suka nonton film horror pendek di YouTube dan beberapa kali melihat tutorial makeup zombie jadi nggak parno. Tapi kalau nonton malam hari mungkin parno juga. Horor Asia lebih serem buatku jadi kalo ada yang ajak nonton horror barat ayuk ayuk ajah~
Kalau kamu nggak nonton Insidious 1-3 jangan kuatir nggak nyambung sama The last key ini. Buktinya banyak penonton yang nggak kenal tokoh Dalton dari Insidious pertama yang muncul di akhir cerita dan masih enjoy sampai film berakhir.
Plot twist dalam film ini keren menurutku. Dari film ini kita diingatkan lagi kalau seserem-seremnya setan masih serem manusia yang kesetanan. Oh iya, dengan rating D ada adegan kekerasan dalam film ini (banyak anak SMA yang nonton jejeritan melihat adegan tersebut) jadi adik-adik yang kiyut sabar yah.. Ya, ya, dunia tak seindah novel, hidup itu keras.
Dan beberapa scene membuatku terharu. Kekuatan cinta, keberanian menghadapi ketakutan dijelaskan lewat akting pemain sampai bikin aku nyaris mewek. Untung di barisanku sampai barisan paling depan kosong..
Biar nggak tegang selama film diputar, sutrada-nya menyelipkan scene lucu yang bikin aku geli-geli ngikik.. Specs dan Tucker membawa angin segar disela-sela kengerian cerita. Intinya mereka mau merayu cewek-cewek dengan gaya mereka sendiri yang.. rada iyuh? Tapi boleh lah humornya!
Ya, film ini bagus. Tapi kalau yang kalian cari adalah horror yang bikin parno kayaknya nggak deh. Film ini ada unsur mencekam, kekeluargaan dan keberanian. Kutipan yang paling nempel di otakku adalah : Kamu spesial dan beberapa orang takut dengan orang yang spesial. Ini. Bener. Banget.
Jumpscares?
Ada dong, namanya juga film horror. Beberapa kali penonton dikadalain dengan musik yang mencekam dan ternyata nggak muncul apa-apa.. Dan malah di saat yang nggak diduga muncul BHAAAAA.. Jumlah jumscarenya nggak banyak kok. Atmosfir horrornya juga lumayan tapi nggak sampai bikin aku parno malamnya. Aku suka kalau jumpscares yang susah ketebak~
Kalau musiknya udah horror aku langsung angkat kerudungku buat nutup mulut-biar pas teriak nggak heboh. Lel.
Hantunya serem nggak? Buatku biasa aja. Mungkin karena aku suka nonton film horror pendek di YouTube dan beberapa kali melihat tutorial makeup zombie jadi nggak parno. Tapi kalau nonton malam hari mungkin parno juga. Horor Asia lebih serem buatku jadi kalo ada yang ajak nonton horror barat ayuk ayuk ajah~
TAMBAHAN: Biar nggak parno, cari behind the scene film tersebut. Auto tenang. (see? rekayasa aja kok, kayak janji manismu~ uhug)
Dan nonton sendirian bakal jadi hobi baru nih, kalian udah nonton belum film ini? Atau punya rekomendasi film horror? Sharing ya!
Dan nonton sendirian bakal jadi hobi baru nih, kalian udah nonton belum film ini? Atau punya rekomendasi film horror? Sharing ya!