lomba blog

Pesannya Menjadi Prinsip Hidupku

Kamis, Januari 31, 2019

Setiap saya membuka akun medsos, banyak postingan teman-teman narablog yang mayoritas ibu-ibu meramaikan homepage. Mulai dari cerita lucu keluarga, mencari klinik atau sekolah di suatu daerah sampai obrolan khas ibu-ibu yakni promo di supermarket. Seperti ini kah hidup seorang Ibu? Kadang terlintas dipikiran, kelak, saya akan menjadi seorang Ibu seperti apa ya? Panikan? Heboh? Sigap?


Saat Hari Ibu tahun lalu medsos penuh dengan postingan tentang Cerita Ibu, saya melihat postingan yang menceritakan semakin dewasa si anak, ia akan lebih memahami apa kata-kata yang pernah diucapkan Ibunya. Bisa dalam bentuk teguran, nasihat dengan beragam irama, kadang rendah kadang tinggi. Lantunan nasihatnya kadang tidak digubris kecuali kalau kita kena batunya… Iya, kan? (cari teman)
.


Sebagi anak perempuan, sudah pasti ceramah on the spot sering saya dapatkan. Berbeda dari fase remaja sampai menjadi dewasa. Mulai dari gaya berpakaian, menyelsaikan tugas, menjalankan ibadah, jangan boros dan banyak lagi.. Namun ada satu nasihat yang sesekali beliau berikan dan kini menjadi prinsip untuk hidup saya. apa nasihatnya?


Bergantung dengan Sang Pencipta.


Terdengar klise, ya? Tapi sebagai manusia biasa yang belum banyak pengalaman pasti melakukan hal ini sulit. Kebersamaan memang menyenangkan, memiliki teman yang banyak itu juga membahagiakan namun kadang kita lupa menggantungkan diri pada Yang Maha Kuasa. Contohnya anak sekolahan, untuk yang perempuan biasanya enggan ke kamar kecil sendirian. Untuk laki-laki umumnya kurang pede ke ruang guru seorang diri.. kalau dipikir-pikir, kenapa ya harus selalu barengan?


Ada juga saat kita berusaha upgrade kualitas mulai dari penampilan dan wawasan agar dianggap atau diterima oleh kelompok sampai gebetan tapi berujung dengan kekecewaan. Kalau sudah begitu biasanya kita akan marah, tidak terima sampai sedih dan bertanya pada Tuhan..


“Salah saya apa sampai begini?”


Kata Ibu saya, “Kamu niatnya berubah jadi baiknya untuk orang lain. Ekspektasinya mungkin lebih dari kamu. Coba kalau ubah diri biar menjadi mandiri. Nggak bakal sedih begini.”


Saat itu saya hanya bisa bungkam tidak bisa berkutik. 


Saya yakin yang sedang membaca postingan ini pernah berusaha sekuat tenaga untuk mencapai sesuatu tapi tidak membuahkan hasil atau sudah berusaha menjadi yang lebih baik tapi tetap dipandang sebelah mata oleh orang yang dikagumi. Kecewa dengan jalan yang dipilihkan Tuhan terus berprasangka buruk pada-Nya.. 


Saat saya bersedih hanya Ibu yang tak pernah meninggalkan saya yang keras kepala, mewanti-wanti saya untuk menerima keadaan, untuk fokus pada diri sendiri dan bergantung pada Allah SWT. 


Padahal bisa saja ada yang lebih baik. Mungkin teman yang pergi tanpa kabar bisa menjerumuskan kita, mungkin dengan penolakan bisa membuat kita menemukan hal yang lebih baik dari ekspektasi kita, tidak jadi ke suatu teman yang ingin dituju mungkin saja kita dihindari dari bahaya. 


Kadang saya merasa masih bocah karena gagal berpikir positif dan bersyukur. Ibu saya tak pernah lelah menasihati, membimbing dan mendukung. Ibu saya pernah bilang..


“Kalau kamu punya anak nanti, kamu kan tetap anaknya Ibu.”


Memang benar ya, kasih sayang Ibu tak terbantahkan waktu. Baru-baru ini saya menemukan lagu yang menyentuh tentang Ibu dari band Jasmine Elektrik dengan judul “Ibu” coba dengerin deh, pasti langsung pingin peluk erat Ibumu.
 Sehat selalu ya, Bu. Aku sayang banget sama Ibu!


#JasmineElektrik

You Might Also Like

21 komentar

  1. Aku juga sayang banget sama ibu... sehat selalu ya bu....

    BalasHapus
  2. Saat sudah tiada, baru terasa betapa sangat pentingnya seorang ibu. Maka jangan tunggu lagi, segerakan bahagiakan ayah dan ibu untuk yang ayah ibunya masih ada...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, kalo seharian sibuk n ga sempet ngobrol n manja-manjaan sama ibu ada yg kurang

      Hapus
  3. Semoga menang ya kak. Aku udah nggak punya ibu. Berat kalau mau nulis tentang ibu

    BalasHapus
  4. Ngomongin orang tua, selalu bikin sedih dan terharu. Baik ngomongin ayah atau pun ibu. Jadi inget gimana aku ke mereka dulu. Duh, maafkan ya Allah. Aku yang bandel dan sering membantah. Setelah alm. bapak meninggal, dan setelah mama jauh dari aku, kerasa banget sayang mereka ke aku. Semoga semua orang tua kita yang masih hidup selalu bahagia. Dan semoga yang sudah meninggal mendapat tempat terbaik di sisiNya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setelah ayah saya meninggal saya jd deket sama ibu, ga kebayang jauh-jauh sama ibu..

      Hapus
  5. Terkadang, kita tidak pernah mengerti apa yang diinginkan orang tua kita tetapi apapun itu pasti yang terbaik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, pas dewasa baru ngeh maksud nasihatnya 😔

      Hapus
  6. Ibu memang jasanya gak bakal bisa dibalas lunas sama anak.. kasih sepanjang hayat..

    BalasHapus
  7. Lagunya bagus banget, suka terharu kalau dengar lagu tentang ibu, alhamdulillah anak-anak sudah makin besar dan memahami arti seorang ibh

    BalasHapus
  8. Pesan Ibuku ke anak2nya, selalu bilang mau sebandel apapun kalian jangan pernah ninggalin yang namanya Shalat dan sama Aku pun sering dapet ceramah on the spot tapi semua itu kurasakan manfaatnya sekarang ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, dulu pas bandel aku malah bikin ibuku bete krn sholat bolong bolong

      Hapus
  9. Sosok Ibu memang inspiratif ya.. beruntung bagi yang masih memiliki Ibu, sayangilah mereka, karena jika mereka sudah tidak ada, maka kesempatan itu tidak akan kembali.. thanks for sharing kakak

    BalasHapus
  10. suka mbak sama lagunya..bakal sering diputer kalau 22 desember nih

    BalasHapus
  11. Sayapun selalu berusaha nurut dengan Ibuku, karena doa Ibu di kabulkan Tuhan

    BalasHapus

Jangan pake link ya, terimakasih!