"Apa ya enaknya main Tik-Tok? Goyang-goyangin hape aja,"
"Anakku lagi suka banget nontonin vlogs, tapi cara ngomongnya kasar. Jadi takut,"
"Anak lanangku ketagihan main game online di hape-nya, susah disuruh mandi sama makan."
Ada juga keponakan saya yang ketagihan nonton kartun dan vlog. Mereka jadi anteng dan
orang di sekitarnya bisa melakukan aktivitas lain atau bersantai sejenak. Apa mengenalkan gawai pada anak sejak dini salah? Tidak-selama ada pengawasan penggunaan gawai di sekitarnya.
![]() |
Kecanduan gadget |
Konten negatif dari internet ada banyak, mulai dari tontonan yang menyuguhkan hal yang berbau seksual, kekerasan fisik/verbal, penyalahgunaan data seperti foto sampai menjadi incaran predotor. Generasi penerus bangsa harus dilindungi dari konten dan orang-orang negatif di internet.
Jika anak tidak diawasi dan tidak diberi batasan menggunakan gadget, kemungkinan besar mereka akan kecanduan dan sukar lepas dari gadget.
![]() |
Anak dan gadget |
Selain bisa mempengaruhi indera penglihatan, kemampuan motorik, berbicara dan bersosialisasi anak akan sulit diasah jika anak terlanjur lengket dengan gawai. Harus ada kerjasama dalam keluarga untuk saling menjaga, termasuk menjaga anak dari perkembangan teknologi dan informasi. Berikut gagasan mendampingi anak di era digital akan memudahkan keluarga memantau buah hati.
![]() |
Kesehatan indera penglihatan anak |
Batasi waktu anak dengan gadget. Pastikan games dan video pantas untuk usia anak. Ajak buah hati untuk bermain dengan beragam mainan edukasi untuk melatih motorik. Bernyanyi bersama anak dengan dukungan gawai juga bisa mempercepat kemampuan anak bicara lebih lancar.
Lalu bagaimana dengan anak ABG?
![]() |
Nico Wijaya/CNN Indonesia) |
Anak-anak remaja mengikuti kemajuan teknologi. Kadang orangtua kewalahan dengan kecerdikan anak untuk mendapat password wifi demi berinternetan. Lalu bagaimana cara hindarkan anak dari konten negatif gawai?
Meningkatkan Quality Time Dengan Anak
Saat remaja, anak sedang mencari jati diri. Sebagai keluarga, membimbing anak adalah keharusan. Sesibuk apapun, luangkan waktu untuk mengobrol tentang kesibukannya di sekolah, dengarkan keluh kesahnya. Dari situ anak akan merasa dicintai dan percaya pada keluarganya.
Anak yang merasa dicintai dan dihargai oleh keluarga tidak mudah terpengaruh oleh ajakan negatif dari lingkungannya. Elizabeth Santosa, Raising Children in Digital Era page 40
Quality time bisa dilakukan saat makan bersama, makan di luar, menonton film di bioskop.
Hangout ke museum atau tempat wisata juga termasuk cara dekat dengan anak. Hal yang harus diingat, aktif ngobrol! Jangan sibuk sendiri dengan gawai!
Buat Perjanjian yang Disetujui Dua Pihak
Untuk menghindari kecanduan gawai pada anak, sedini mungkin buat perjanjian yang disetujui anak. Misalnya main game sehari satu jam setelah tugas rumah selesai, untuk akhir pekan boleh 2 jam. Dengan membiasakan jadwal gawai anak tidak lupa pada kewajibannya seperti mengerjakan tugas rumah, belajar dan membantu pekerjaan rumah tangga.
Jangan Tertinggal Berita
Agar lebih dekat dengan anak, cari tahu apa yang sedang diminati mereka. Misalnya tontonan kesukaannya sampai artis idolanya. Kita bisa tahu bagaimana sosok inspirasinya, kenapa mereka mengaguminya. Jangan sampai anak mengidolakan sosok yang kasar, boros dan bertingkah semaunya.
Pada umumnya anak remaja akan meniru gaya bicara, tingkah laku sampai pola pikir idolanya. Ajak ngobrol anak tentang idolanya yang bisa jadi selebgram dan youtuber. Tegaskan apa yang perlu diikuti dan yang tidak dicontoh.
Jangan Dibiarkan Sendirian
Sebisa mungkin jangan biarkan anak dengan gawainya di dalam kamar yang terkunci. Kita tibak bisa memantau konten apa yang ditelusuri anak. Apalagi anak remaja yang punya rasa ingin tahu yang besar.
Penulis buku Raising Children in Digital Era, Elizabeth Santosa menganjurkan meletakan komputer atau konsol permainan di ruang terbuka seperti ruang keluarga. Jadi orangtua dan anggota keluarga lainnya bisa memantau apa yang sedang dilihat anak.Atau bisa juga ajak anak dengan gadget-nya menemani kita beraktivitas. Demi hemat listrik, hihi
Belajar Bersama
Dengan adanya internet, kita bisa mencari informasi dengan mudah. Jika anak kesulitan mengerjakan tugasnya jangan langsung bilang "Cari aja di mbah Google," dampingi anak saat mencari materi dan mengerjakan tugasnya.
![]() |
Bukan family goals |
Keluarga adalah orang yang terdekat, selain membesarkan, mendidik anak kita juga harus mengawasi anak dari perkembangan teknologi dan informasi. Semoga postingan ini informatif dan bermanfaat ya!