Setiap ada event dan bertemu dengan teman-teman narablog, topik
pembuka pembicaraan kami biasanya seperti ini, “Dari rumah jam berapa?”, “Tadi
macet nggak, lewat X?” atau “Mba ke sini naik apa?” jawabannya pun beragam,
mulai dari diantar pasangan, naik busway, KRL, dan tentunya ojek online. Saya
sendiri pengguna setia ojek online. Biasanya habis naik bus dan nggak tahu
harus nyambung angkot apa atau takut telat, saya langsung ambil smartphone dan pesan ojek online.
Transportasi umum seperti busway, angkot masih jadi pilihan saya.
Tapi bukan menjadi pilihan tepat kalau waktu sudah mendekat di belakang pundak.
Kalau busway waktu tibanya tidak bisa diprediksi, angkot sering nunggu
penumpang baru jalan, yang ada stress takut telat. Sebelum adanya jasa ojek online
pasti ingat panic attack pas terjebak macet di dalam bus/angkot, kan?
macet di Jakarta |
Pertama kalinya ada ojek online di Indonesia, muncul pro dan
kontra di masyarakat. Beberapa kurang welcome namun mayoritas masyarakat
berpendapat adanya jasa transportasi online ini sebagai angin segar, termasuk
saya. Karena saya sering kalah nego harga opang dekat rumah.
Kalau opang bisa memainkan harga sesuai mood, enaknya ojek online
harganya stabil. Walaupun di saat rushing hour harganya naik - masih masuk di
akal. Kita juga bisa memantau lokasi kang-driver untuk mencegah cemas
berlebihan.
Saya nggak hanya menggunakan jasa Ojol saat kerja jadi peliput
acara, mudik tahun ini pun saya dan keluarga keliling Jawa tengah kerap kali
menggunakan aplikasi taksi online. Soalnya
kalau dihitung-hitung, ongkosnya nggak beda jauh dengan naik angkot dan
pastinya lebih nyaman. Pokoknya tinggal lihat layanan
ojek online Gojek kalau mau kemana-mana!
Sewaktu mudik, umumnya kita mengunjungi rumah saudara dilanjutkan olahraga
muterin mall, kan? Pas pulang ke penginapan ternyata udah jam Sembilan lewat.
Dan apalah dengan keaadaan perutku.. laper.. udah pewe di kamar dan males juga
keluar cari makanan, untungnya aku pakai Gojek jadi langsung pesan makanan
lewat GoFood. Nggak mungkin kamu nggak kenal Gojek! Selain jasa GoRide dan GoCar,
sekeluarga suka pakai GoFood.
Semakin ke sini, layanan jumlah layanan Gojek berkembang dari yang
dikenal sebagai layanan transportasi online, sekarang sudah membantu kegiatan
logistic seperti GoSend dan GoBox. Membantu belanja makanan danobat-obatan
dengan GoFood, GoMed. Cashless di Indonesia juga berkembang dengan adanya GoPay,
GoBills, GoPoints, Paylater dan GoPulsa jadi kalau mau bayar sesuatu tanpa
kuatir lupa bawa dompet.
Nggak itu aja, ada pelayanan yang bantu kita terutama buibu yang
nggak ada waktu atau lelah dengan GoClean, GoMassage, GoLaundry, GoDaily,
GoGlam sampai GoAuto. Banyak yang tertolong dengan adanya jasa ini apalagi saat
musim libur.
Kalau diingat-ingat lagi, Gojek sudah menemani masyarakat
Indonesia cukup lama, berawal di 2010 sampai sekarang. Solusi yang
menyelesaikan tantangan sehari-hari para customer, mitra-drivers sampai mitra
merchant lewat 20 lebih layanan. Dengan 3 pilar; Kecepatan, Inovasi dan Dampak
Sosial, Gojek konsisten mengikuti perkembangan teknologi dengan inovasi untuk
memberikan dampak positif pada Indonesia.
Oh iya, sekarang Gojek punya logo baru lho! Pernah ketemu GoRide
atau GoCar dengan logo baru? Saya ngeh pas di bus dan berpapasan dengan Gocar
berlogo baru yang namanya Slov. Dengan logo ini, Gojek punya tujuan untuk
membantu memudahkan masyarakat lewat teknologi.
Logo baru Gojek! |
Sebagai customer saya harap Gojek makin berinovasi. Semakin banyak
layanannya bisa mengurngi angka pengangguran dan meningkatkan kualitas SDM
Indonesia!