Assalamualaikum semuanya, semoga
yang sedang membaca postingan ini dalam keadaan sehat walafiat ya. sudah masuk
3 bulan Negara kita berkelut dengan covid-19 atau virus corona, banyak hal yang
dilewati dengan kontras seperti belajar, bekerja dari rumah, tidak ada mudik,
sampai wisuda di rumah. PSBB ( Pembatasan Sosial Berskala Besar) diadakan untuk
menghindarkan virus ini menyebar lebih luas.
Pemerintah sudah mewanti-wanti
kita untuk mengurangi aktivitas di luar rumah kecuali kebutuhan mendesak,
diikuti penyuluhan protokol yang harus ditaati masyrakat demi kesehatan
bersama. Hal tersebut adalah
- Rajin mencuci tangan
- Menggunakan masker saat di luar rumah
- Tidak batuk atau bersin sembarangan
- Menjaga kesehatan
Covid 19 telah merenggut ratusan
ribu nyawa, maka dari itu virus itu tidak bisa dipandang sebelah mata. Terlebih
wabah ini bisa menyerang semua usia dan bayi, anak kecil juga orang tua rentan
terinfeksi corona karena kekebalan tubuhnya tidak begitu kuat. Tahun ini bulan
puasa terasa sangat berbeda karena tidak adanya mudik, namun siapa yang tega
membawa buah tangan berupa penyakit?
Wabah Covid-19 adalah virus yang berbahaya
karena dapat menginfeksi saluran pernapasan kita dengan gejala ringan seperti
sakit kepala, hidung beringus, demam, batuk, sakit tenggorokan atau flu. Untuk
gejala parah seperti sesak napas, sesak dada, dan batuk berlendir.
Selain melakukan protokol
kesehatan dan PSBB, untuk memastikan kita bisa mengikuti Rapid test, Tes Cepat
Molekuler atau tes PCR (Polymerase Chain Reaction) atau lebih dikenal tes swab. Bagi warga
yang terdesak untuk pergi keluar daerah harus melewati test karena nanti akan
diminta hasil tes sebelum masuk ke daerah lain.
Dari ketiga jenis tes, hasil yang paling valid
adalah PCR test. Untuk mendapatkan hasil dari PCR tes yakni dengan sampel liur,
dahak atau lender dari bagian mulut, tenggorokan dan hidung. Hal ini juga
menjadi factor kenapa hasil PCR test bisa didapatkan paling tidak 3 hari karena
pengujiannya yang rumit.
Namun tidak semua rumah sakit
mendapatkan izin dari pemerintah untuk melakukan pengujian PSR. Untuk rumah
sakit umum di Jakarta yang mendapatkan izin hanya 3 yakni Rumah Sakit Pelni,
rumah sakit Pertamina Jaya dan rumah sakit Pusat Pertamina.
Mengingat new normal sudah berlaku di
Jakarta, untuk beraktivitas seperti masuk kerja kita memerlukan hasil tes yang
valid untuk masuk kantor, melakukan pengujian PCR menjadi pilihan yang tepat.
Kalau dirasa tidak punya waktu untuk
mengantre di rumah sakit umum kita juga bisa melakukan PCR test di rumah sakit
swasta. Bingung mencari rumah sakitnya? Jangan kuatir karena sekarang ada
Halodoc yang bisa kita akses dimana saja.
Halodoc adalah website yang
menyediakan ragam informasi mulai dari rumah sakit, pemeriksaan lab, beli obat,
buat janji dengan dokter sampai konsultasi dengan dokter. Untuk warga Jakarta
bisa mencari PCR Test Jakarta dengan mudah di website ini.
Di halodoc kita bisa cari rumah sakit
mana saja yang melakukan pengujian PCR, termasuk informasi biaya. Jadi kita
bisa menyesuaikan dengan lokasi dan budget. Nggak itu saja, kita pun bisa
daftar secara daring, benar-benar menghemat waktu, kan?
Walaupun di Jakarta sudah masuk masa new
normal tetap minimalkan aktivitas di luar kalau bukan hal yang urgen, jangan
lupa untuk membawa masker dan hand sanitizer saat beraktivitas dan disiplin
mencuci tangan (20 detik) setelah beraktivitas dari luar. Jika merasakan gejala
corona lebih baik lekas melakukan tes untuk memastikan.
Semoga kita diberikan kesehatan dan
semoga postingan ini bermanfaat!